Tampilkan postingan dengan label sikap anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sikap anak. Tampilkan semua postingan

Beberapa tips mengasuh anak yang punya karakter keras kepala | trusbertumbuh

trusbertumbuh

ilustrasi pengasuhan mom dan anak

Kata keras kepala, merupakan sebuah ungkapan bagi seseorang yang berprilaku tidak mau menurut nasihat orang; tegar tengkuk; kepala batu (secara bahasa itu pengertianya).


Pertama memiliki buah hati, tentu menjadi tantangan serta anugerah tersendiri bagi parents nih, meski demikian ada banyak hal yang mesti dilakukan saat anak ternyata memiliki karakter yang berbeda, nah hal tsb jelas merupakan karunia saja. Terlebih denganya parents lebih bijak dalam hal mengasuh serta berikan tips agar perlahan karakter tersebut bisa segera diatasi.

Memang setiap anak memiliki karakter yang unik. Itulah sebabnya mereka cenderung membutuhkan pola pengasuhan yang berbeda sesuai dengan karakternya. Salah satu sifat anak yang kerap menjadi momok bagi sebagian orang tua adalah keras kepala.

Ya Moms, anak yang keras kepala sering kali sulit diatur dan suka bertindak semaunya. Namun bukan berarti sifat tersebut sepenuhnya buruk. Anak keras kepala sering kali lebih percaya diri dan berani menentukan pilihan.

Bahkan, jika dikelola dengan baik, sifat keras kepala dapat mendorong anak menjadi pemimpin ulung di masa depannya nanti. Untuk itu, Anda membutuhkan cara khusus untuk mengasuhnya agar ia bisa mengendalikan sifatnya itu.

Mengutip Parents, berikut ini empat tips mengasuh anak keras kepala yang bisa Anda coba.


Tetapkan Aturan

Meskipun Anda ingin membiarkan si kecil untuk menjadi dirinya sendiri, Anda tetap harus menetapkan beberapa aturan. Menurut pakar parenting Lorie Anderson, cara termudah untuk menegakkan aturan adalah dengan menetapkan rutinitas sehari-hari. Mereka akan belajar melakukannya sendiri dan jadi lebih mandiri.

Seiring bertambahnya usia anak, libatkan ia dalam diskusi mengenai aturan dan batasan di rumah. Dengan begitu, si kecil tetap bisa memiliki otoritasnya sendiri dengan tetap memahami aturan yang harus ia taati.


Lakukan Pelan-pelan

Terkadang, anak yang terlihat keras kepala belum tentu benar-benar keras kepala. Misalnya, mungkin si kecil sedang merasa kewalahan dalam beradaptasi di lingkungan baru dan belum belajar cara mengatasi emosi tersebut.

Alih-alih menghakiminya, sebaiknya hadapi si kecil dengan pelan-pelan. Tanyakan padanya apa yang ia rasakan, dan dengarkan dengan penuh perhatian. Ini bisa jadi kunci untuk mencari tahu apa yang tersembunyi di balik perilakunya.


Akui Perasaannya

Alih-alih memarahinya, penting bagi Anda untuk mengakui dan memvalidasi perasaan anak yang keras kepala. Bantu ia menemukan solusi dalam setiap permasalahan yang ia alami. Selain itu, latihlah anak untuk menenangkan diri saat emosi.

Untuk anak yang lebih kecil dan belum paham tentang perasaan, Anda bisa bertanya padanya tentang apa yang ia rasakan. Seperti “Apa kamu merasa senang hari ini?” atau “Apakah kamu marah?”. Jika si kecil tak mau menjawabnya, berikan ia waktu untuk memahami perasaannya sendiri.


Berikan ia (Anak) Pilihan

Anak yang keras kepala suka bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Untuk itu, Anda bisa memberikanya kesempatan agar ia bisa memilih otoritasnya sendiri. Meskipun begitu, Anda tetap harus mengarahkan si kecil pada pilihan yang baik.

“Biarkan mereka membuat pilihan yang tidak penting dalam skema besar, seperti apa yang akan dikenakan, warna cangkir apa yang digunakan, atau ayunan mana yang akan digunakan di taman,” jelas Holly Nordenberg, pelatih pengasuhan anak di Madison, Wisconsin.