Tampilkan postingan dengan label anak nangis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anak nangis. Tampilkan semua postingan

5 Cara Menenangkan Anak yang Rewel | trusbertumbuh

trusbertumbuh


5 Cara Menenangkan Anak yang Rewel

Saat anak tantrum atau rewel, kesabaran kita sebagai orangtua akan sangat diuji. Kalau kita sendiri tak bisa mengendalikan emosi, kita bisa ikut marah dan malah memperburuk keadaan. Padahal yang perlu kita lakukan adalah membuat anak tenang.

Anak bisa tantrum karena dipicu sejumlah hal. Mengutip buk Montessori Toddler, pemicunya bisa meliputi frustrasi, kemarahan, kegusaran, keinginan untuk memegang kendali, dan mengalami masalah dalam berkomunikasi. Untuk bantu tenangkan diri anak, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan seperti cara-cara berikut ini.


1. Tawarkan Pelukan

Saat anak tantrum, kita bisa menawarkan pelukan. Kita bisa coba mengelus punggung anak, memeganginya, atau coba menyanyikan sebuah lagu. Berbagai jenis emosi yang dirasakan anak bisa membuatnya frustrasi dan bingung harus bersikap seperti apa. Sehingga kehadiran kita yang bisa memberi rasa aman dan nyaman bisa bantu tenangkan dirinya.


2. Pastikan Anak Aman

Kalau anak menepis pelukan atau menolak kehadiran kita, pastikan anak berada di tempat yang aman. Upayakan dia tak menyakiti dirinya sendir serta tak menyakiti sesuatu atau orang lain. Kita bisa berdiri di dekatnya dan mengatakan, "Kita bisa berpelukan kalau kamu sudah siap." Kalau anak mulai melempar-lempar barang, bisa coba untuk mengamankan barang-barang tersebut agar tidak melukai siapa pun.


3. Tawarkan Pergi ke Tempat yang Tenang

Untuk anak yang berusia di atas 3 tahun, kita bisa membuat "tempat tenang" untuk digunakan saat mereka kesal. Tempat yang berisi mainan favorit atau sudut ruangan dengan barang kesukaannya bisa menjadi tempat tenangnya. Atau tawarkan ingin pergi ke mana agar dia tenang. Sehingga anak bisa punya waktu dan kesempatan untuk bisa mengenali emosi dan tenangkan diri kembali.


4. Membantu Anak Menebus Kesalahan

Saat anak tenang, kita bisa membantunya menebus kesalahan. Ini menjadi tahapan yang penting agar anak belajar untuk bertanggung jawab ketika ada hal yang tidak berjalan semestinya. Misalnya, saat anak melempar-lempar barang ketika rewel, ajak dia untuk membereskannya saat dirinya sudah kembali tenang.


5. Gunakan Suara yang Tegas dan Penuh Cinta

Saat berkomunikasi untuk tenangkan anak, cobalah untuk berjongkok hingga setinggi mereka. Lalu, dengan suara yang tegas dan penuh cinta (tak perlu meninggikan suara atau membentak), cobalah untuk memahami perasaannya. Sampaikan juga hal-hal yang tak boleh dilakukan seperti melempar barang atau menendang-nendang karena itu bisa menyakiti orang lain.


Walau tak selalu mudah untuk menenangkan diri anak saat rewel atau tantrum, setidaknya lima cara di atas bisa dicoba sebagai upaya agar kita sebagai orangtua bisa tetap tenang menyikapi keadaan yang ada. Semoga bisa jadi informasi yang bermanfaat, ya.


Cara sikapi anak yang tidak mau ditinggal (menggelayuti) | trusbertumbuh

trusbertumbuh


Pernah merasa bingung hingga serba salah menyikapi anak yang terlalu lekat? Pernah merasa kewalahan menyikapi anak yang tak mau ditinggal? Situasi seperti ini memang bisa membuat orangtua bingung menyikapinya.

Menyikapi kelekatan anak yang terlalu berlebihan memang tak selalu mudah. Mengutip buku Montessori Toddler, ada banyak alasan yang membaut anak terlalu lekat. Mulai dari temperamen anak, perjalanan, perubahan rutinitas, sakit, perubahan dalam situasi kerja, belum ada kemampuan melakukan sesuatu secara mandiri, hingga faktor orangtua yang terlalu sibuk pada hal ini. Untuk menyikapi anak yang tak mau berpisah atau tak mau ditinggal, ada sejumlah cara yang bisa dicoba.


Membiarkan Anak Memimpin Permainan

Kita bisa melatih anak untuk memimpin permainan. Diawali dengan melibatkan diri kita untuk ikut bermain dengan anak. Setelah itu, kita bisa mengambil jarak dan membiarkan anak bermain sendiri. Kita bisa duduk sedikit lebih jauh dari anak untuk membuat anak bisa menikmati waktunya bermain secara mandiri.


Memberi Perhatian Penuh, Lalu Tinggalkan Sejenak

Kita bisa membuat anak terbiasa melihat kita datang dan pergi. Pembiasaan ini bisa membuat anak tidak gampang rewel saat harus ditinggal. Bisa dimulai dengan ketika di rumah, kita bisa meluangkan waktu untuk bermain dengannya sambil memberikan perhatian penuh. Lalu, tinggalkan sejenak dan beri tahu anak bahwa kita perlu meninggalkannya untuk menjerang air atau menaruh cucian. Hal semacam ini bisa menghadirkan rasa aman tersendiri bagi anak.


Mengisi ember emosional anak

Memulai hari dengan memberi anak kita pelukan yang lama dan membaca buku bisa mengisi tangki emosional mereka sebelum harinya dipenuhi kesibukan. Saat anak mulai rewel, alih-alih mengambil jarak, kita bisa menawari mereka pelukan untk membantu mereka bisa tenang kembali. Sehingga saat harus berpisah atau meninggalkannya, anak bisa tetap tenang karena ember emosional mereka sudah terpenuhi.


Memberi Rasa Aman pada Anak untuk Mengeksplorasi

Saat anak masih tak mau bermain lebih bebas mengeksplorasi hal-hal baru di tempat baru, kita bisa temani mereka sejenak untuk menghadirkan rasa aman. Anak bisa membebaskan diri mereka untuk bermain dan mengeksplorasi hal-hal baru di sekitarnya dengan cara lebih mandiri saat tahu kita bisa menghadirkan rasa aman untuknya. Kemandiriannya pun bisa terbentuk makin kuat lagi.


Buat Anak Merasa Dipahami

Cobalah melihat segala hal dari perspektif anak kita dan akui perasaan mereka. Misalnya, anak rewel saat kita akan meninggalkannya untuk pergi bekerja, kita bisa bertanya padanya, "Apa kamu takut karena Ibu akan pergi lama?" Cara ini mungkin tak langsung menyelesaikan masalah, tapi bisa membuat anak merasa dipahami. Saat anak merasa dipahami, perasaannya bisa lebih tenang dan bisa lebih mudah diarahkan untuk mengatasi rasa takut dan cemas yang dirasakannya.

Lima cara di atas bisa menjadi strategi awal yang dicoba untuk bantu meredakan atau mengatasi kelekatan yang berlebih pada anak. Semoga informasinya bermanfaat, ya.